Rabu, 15 Juli 2015

ASAL USUL MARGA LUBIS

Asal Usul Marga Lubis...(RAO STUDIO BATAM)


Nenek moyang marga Lubis berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan. Adalah seorang bangsawan Bugis bernama Daeng Malela, bergelar Angin Bugis, yang mengembara ke sigalangan dengan membawa seekor Ayam jago.Daeng Malela disambut oleh seorang raja bermarga Dalimunte, dan mendapatkan kehormatan untuk tinggal di kerajaan tersebut. Oleh karena di saat itu masih sering terjadi perang antar kerajaan atau perang antar marga, maka Daeng Malela menawarkan jasa untuk membalas budi baik sang raja. Entah dari mana asal keahliannya, Daeng Malela menawarkan untuk membuatkan senjata yang handal untuk pasukan kerajaan, karena saat itu tidak ada pandai besi yang cakap dan senjata yang beredar di kerajaan pun kurang. Konon, apa yang dilakukan Daeng Malela serupa benar dengan yang dilakukan Empu Supa dalam abad Tanah Jawa. Kepada raja, Daeng Malela minta disediakan sebatang besi dan sejumlah takar atau batok kelapa sebagai bahan bakar tungku. Setelah besi dibakar hingga membara, maka Daeng Malela menempah besi tersebut menjadi sebilah pisau hanya dengan kedua belah tangannya. Konon pisau tersebut hingga sekarang masih ada, dengan cap jari-jemari Daeng Malela tertera di bilah pisau tersebut.

Maka Kerajaan Dalimunte pun beroleh kemenangan dengan senjata-senjata tempahan Daeng Malela. Oleh jasanya tersebut, Daeng Malela pun beroleh kehormatan, diangkat menjadi pandai besi kerajaan dengan gelar Namora Pande Bosi, artinya Pandai Besi Yang Terhormat, bahkan dinikahkan pula dengan putri raja yang bernma Putri Dalimunte naparila,artinya Putri dalimunte yang pemalu.
Suatu ketika, Putri dalimunte meminta Namora pande bosi untuk membawa burung yang di tembak di atas air.Namora pande bosi pun pergi menyumpit burung di tengah hutan dan seekor burung yang sedang berdiri di atas air berhasil di tembak nya.Kemudian,Burung itu di ambil oleh gadis cantik dari orang Bunian/makhluk halus yang bertubuh kasar/berwujud manusia.Gadis cantik itu meminta agar Namora pande bosi menikahi nya.Namora pande bosi pun menurutinya.pernikahan tersebut disembunyikannya agar tak diketahui sang raja. dari pernikahan tersebut lahirlah sepasang anak kembar yang bernama Si Langkitang dan Si Baitang.

Setelah beberapa masa, kala kedua putranya beranjak kanak-kanak, Namora Pande Bosi terpaksa meninggalkan mereka sebab sudah terlampau lama meninggalkan kerajaan, dan tentunya, istri sahnya.dari istri nya Putri Dalimunte, lahir lah sepasang anak kembar yang bernama Sultan Bugis dan Sultan Borayun.

Saat si Langkitang dan si Baitang beranjak dewasa mereka pergi ke kerajaan Dalimunte di sigalangan untuk mencari Ayah mereka, bertemulah mereka dengan Ayah nya dan mereka berdua tinggal bersama Namora pande bosi di Kerajaan Dalimunte.
Suatu ketika terjadi pertengkaran hebat antara Si Baitang dan Sultan Borayun karna berebut anak Namboru(anak paman), sehingga Namora pande bosi mengusir Si Baitang dan Sultan Borayun. Sebelum berpisah, Namora Pande Bosi menyerahkan seekor ayam kepada kedua putranya tersebut, dengan pesan agar dalam perjalanan mereka, hendaknya ayam tersebut dilepaskan dan di mana ayam tersebut berhenti, agar didirikan perkampungan.

Maka, dari Si Baitang dan Sutan Borayun lah menyebar marga Lubis di seantero Mandailing.Semua keturunan Si Langkitang dan Sultan Borayun menggunakan nama Lubis di belakang nama nya. Si Baitang adalah anak Namora pande bosi dari seorang gadis Bunian/Makhluk halus dan Sultan Borayun adalah anak Namora pande bosi dari seorang gadis manusia biasa.

Kata Bapak ku orang yang bermarga Lubis terbagi 2,Yaitu :
1.      Keturunan Si Baitang(Anak Bunian),ciri-ciri nya penakut  sama hal-hal yang berkesan Seram/Horror mungkin karna Si Baitang selalu mendekati.
2.      Keturunan Sultan Borayun(Anak Manusia biasa),ciri-ciri nya pemberani sama hal-hal yang berkesan Seram/Horror. 

 
Terdapat beberapa daerah yang berkaitan dengan sejarah marga Lubis, antara lain Kota nopan yang namanya berasal dari kata huta panopaan (kampung tempat penempaan/menempah besi), Muara Patontang yang namanya berasal dari muara sungai yang saling bertentangan (patontang: saling menentang), yaitu salah satu tempat ayam mereka berhenti, dan Muara Soro, tempat akhirnya sang ayam dimangsa singa, hingga Lubis yang berasal dari Muara Soro sering dijuluki Lubis Singa Soro. Begitupun, tempat yang dianggap sebagai cikal-bakal marga Lubis adalah Singengu, barangkali karena di Singengulah terdapat bagas godang (rumah adat) marga Lubis sekaligus tempat menyimpan tarombo (silsilah) marga Lubis.

Adapun kata lubis sendiri konon berasal dari kata bugis. Entah mengapa bisa sedemikian jauhnya berubah, barangkali saja orang Mandailing jaman dahulu terlampau acap mengunyah sirih hingga lidahnya bebal. Dari Bugis jadi LUBIS

 (Rao STUDIO)

Sabtu, 28 Februari 2015

dajjal

Rao Studio 28 February 2015


Sejarah Dajjal Dari Nabi Musa Hingga Turunnya Nabi Isa


Sejarah Dajjal Dari Nabi Musa Hingga Turunnya Nabi Isa
Menurut Dr. Isa Daud (Kemunculan Dajjal di Segi Tiga Bermuda, 2000), Dajjal lahir 100 tahun sebelum kelahiran Nabi Musa as. Ia terlahir dengan nama Musa. Kata ini  diambil dari bahasa Mesir, yang artinya terapung. Karena memang Dajjal pada masa kecilnya terapung di atas air karena bencana tsunami di negeri Samirah, Palestina. Nama lengkap Dajjal adalah Musa Samiri, yang artinya, Musa dari negeri Samirah. Jadi ada dua musa yang popular di kalangan Bani Israil, yaitu Musa bin Imron, yang kelak menjadi Rasul dan Musa Samiri, yang merupakan cikal bakal Dajjal dan utusan Iblis laknatullah.
Dajjal terlahir dari keluarga penyembah patung sapi. Yang dalam Qur’an disebut Ijlu (anak sapi). Dajjal terlahir dari perkawinan sedarah. Dampak dari perkawinan ini,  menjadikan Dajjal menjadi manusia cacat. Dengan mata buta sebelah.
Sejak kelahirannya, Dajjal tidak mau menyusui dan senantiasa tertidur. Hingga mengakibatkan payudara ibunya mengalami pembengkakan hebat dan menimbulkan panas yang luar biasa. Dua bulan kemudian ibunya  meninggal. Pada saat itulah di negeri Samirah gempa di dasar laut yang menimbulkan tsunami yang sangat hebat. Seluruh negeri itu hancur dilibas banjir. Nyaris penduduk pulau itu tak ada yang tersisa.
Atas bencana ini, Allah mengutus Jibril untuk menyelamatkan bayi Samiri, biang Dajjal itu. Ia pun diselamatkan Jibril ketika terapung di atas laut dan diselamatkan ke dalam sebuah gua. Di dalam gua ditengah pulau  terpencil itulah, Samiri dirorok oleh Malaikat Jibril. Menurut riwayat, Samiri diberi air susu dari surga yang keluar dari jempol Malaikat Jbril. Begitulah hari-hari Samiri dibesarkan dalamasuhan raja malaikat: JIbril as.
Banyak pengetahuan yang didapat Samiri dari Jibril, meski bukan dalam kata-kata. Di ntara pengetahuannya adalah: setiap benda yang disentuh oleh Jibril bisa hidup. Seolah-olah ada ruhnya. Karenaya Jibril diberi gelar Ruhul Qudus atau Ruhul Amin. Konon ketika Nabi Isa menghidupkan orang-orang mati di hadapan Bani Israil, Jibrillah yang membantunya, dengan cara menempelkan sayapnya di atas kuburan-kuburan. Pengetahuan inilah yang kelak menyesatkan Bani Israil, menjadi penyembah patung anak sapi dari emas, ketika Nabi Musa bersemedi di Gunung Thursina selama 40 hari. Kisah ini dengan sangat panjang lebar dimuat dalam Qur’an Surat Thaha.
Pada usia muda remaja, keluarlah Samiri dari persembuyiannya. Sejak itu Samiri punya cita-cita aneh. Ia bercita-cita ingin menjadi tuhan. Dan agar manusia menyembahnya. Ini dikarenakan Samiri punya keistimewaan-keistimewaan, berkat pergaulannya dengan Malaikat Jibril. Di samping itu, Samiri  punya kelebihan dari Allah berupa kecakapan luar biasa dan kesehatan. Diriwayatkan, Dajjal tidak pernah tua dan pikun. Setiap mencapai usia 100 tahun akan menjadi muda kembali. Itulah antara lain kelebihan Allah yang diberikan kepada Dajjal Samiri. Maka dalam perjalanannya yang pertama ini, Dajjal berinisiatif untuk mendatangi guru-guru sihir ternama dan berguru kepadanya. Diantara guru ternama itu seorang penyihir dari Yaman. Tentu saja setelah mengunjungi dan menjajal master-master sihir di Mesir, yangmemang pada waktu itu profesi sihir banyak dimanfaatkan oleh para Fir’aun. Akhirnya Samiri berhasil mengalahkan guru-urunya dalam ilmu sihir. Dengan dasar inilah, hingga kini, Dajjal sebagai master sihir  tiada duanya di seluruh dunia di samping penguasaannya pada teknologi.
Dalam perjalanannya, Dajjal selalu datang pada setiap masa kenabian untuk menyesatkan umat manusia. Pertama kali ia pernah menyesatkan Bani Israil dari penyembahan kepada Allah kepada patung sapi dari emas.  Sungguh suatu prestasi yang mengagumkan. Disebut mengagumkan karena  pada waktu itu ada Nabi Harun sebagai pembimbing ruhani di tengah-tengah mereka. Dan yang jelas Musa masih hidup. Hanya saja sedang bermeditasi di Bukit Tursina.
Pada zaman Nabi Isa ia pun datang. Namun diusir oleh Nabi Isa. Namun berhasil menyesatkan umat, setelah kematian Nabi Isa pada usia 33 tahun. Penyesatan Samiri selalu masalah akidah. Bani Israil setelah Nabi Isa mayoritas tidak lagi menyembah Allah Yang Esa, melainkan lahir konsep tiga tuhan (trinitas); penebusan dosa; peniadaan tradisi khitan bagi laki-laki; menghalalkan babi dan riba dan perbuatan-perbuatan bid’ah lainnya. Samiri menyebarkan gagasannya ini melalui murid kesayangannya yang bernama Paulus (Saul), yang kemudian mengaku dirinya sebagai rasul. Dalam sejarahnya Saul merupakan musuh Nabi Isa. Sama seperti Samiri, Saul dilahirkan dan hidup ditengah-tengah keluarga Yahudi yang doyan menyembah anak sapi. Disamping itu juga, Saul hidup sebagai seorang filosuf pagan yang memadukan antara filsafat Yunani dan ajaran Yahhudi. Kelak Saul tidak hanya mensintesakan dua ajaran itu tapi lebih jauh membuat sintesa  dengan ajaran-ajaran di Timur Dekat dan wilayah Bulan Sabit Yang Subur. Tidak hanya itu Saul juga membuat gereja-gereja di seluruh  dunia. Inilah cikal bakal Katolikisme (Katolik secara harfiah artinya  dunia).
Pada zaman Rasulullah SAW pun, Samiri mendatangi dan hidup dengan para sahabat. Ia memiliki nama samara: Dihyatul Kalbi.  Umar  Bin Khottob bermaksud membunuhnya. Namun Rasulullah melarangnya. Sama  seperti nabi-nabi terdahulu (Musa dan Isa) selalu membiarkannya.
Karena dibiarkan hidup, Samiri leluasa bergerak menyesatkan umat. Sekte-sekte sesat dalam Islam dan nabi palsu pasti tidak luput dari proyek Samiri: Sang Dajjal. Ribuan hadist palsu yang dibikin oleh orang-orang Yahudi dan orang muslim munafik, pasti mendapat sentuhan dari tangan Samiri.
Zaman modern. Peluang Dajjal untuk menyesatkan manusia secara massal semakin terbuka. Pasca revolusi Prancis merupakan zaman baru bagi Dajjal. Humanisme, yang intinya adalah anti tuhan dan sebagai gantinya, manusialah yang dijadikan tuhan. Gagasan humanisme persis  seperti misi Dajjal. Untuk melancarkan programnya, Dajjal memilih orang terpilih dari kalangan yang berdarah Yahudi. Atau dari Nasrani  tapi masih berdarah Yahudi. Atau dari luar ras Yahudi tapi sudah  ter-Yahudikan, Adam Waisput, yang mengobarkan kembali jaringan Masonik di seluruh dunia.    
Dajjal berhasil mendidik putra-putra Yahudi sebagai ras terbaiknya. Putra-putra Yahudi itu antara lain Renan, yang merupakan kawan dari  Muhammad Abduh, Jendral Meji dari Jepang, Auguste Comte, Perancis dan dua  orang dari keluarga rahib Yahudi tulen: Karl Marx dan Sigmund Freud. Tak ketinggalan seorang pendeta Nasrani yang murtad menjdi ateis;  Frederick Neitze. Kesemua gagasan orang-orang itu semuanya sama:  ateis. Dan menjadikan manusia sebagai tuhan bagi dirinya sendiri.
Pada abad 19 agama masehi di Eropa nyaris sekarat. Ia mendapat gempuran hebat – terutama dari ketiga pemikir Yahudi itu – yaitu dari Karl Marx, Freud dan Comte. Kesimpulannya sama: agama itu ilusi. Agama itu bohong. Agama merusak dan menghinakan manusia. Marx berpendapat, agama merupakan candu masyarakat. Agama tidak lebih dari bayang-bayang dunia materi. Jadi yang sebenarnya ada adalah materi. Agama itu bayang-bayang. Dan karenanya sebenarnya agama bikinan manusia sendiri, bukan berasal dari tuhan. Freud, mendefinisikan agama  lebih jijik lagi. Agama, katanya tidak lebih dari nafsu birahi yang tertahan, yang tidak tersalurkan secara bebas. Dan Comte, memandang agama sebagai tahap primitive dari pemikiran manusia. Karena tahap primitive manusia sudah terlewati, agama tak dibutuhkan lagi.
Dua orang pertama, Freud dan Comte sangat kuat pengaruhnya pada dunia ilmiah. Sehingga pengetahuan ilmiah menjadi kehilangan aroma spiritualnya. Pengetahuan ilmiah yang meniadakan dunia ruhani. Tak ada dunia kecuali dunia sekarang ini: dunia materi. Sedang Karl Marx kuat pengaruhnya pada dunia politik. Karena Marx- lah komunisme diformulasikan dan tersebar ke seluruh alam. Baik pengetahuan ilmiah atau pun Komunisme, sama –sama ateis dan menuhankan manusia sebagai  pengganti Allah. Inilah antara lain keberhasilan Dajjal dalam bidang sains dan politik abad ke 20. Dajjal semakin mondial. Kapitalisme merupakan perangkap Dajjal paling efektif. Manusa dibuat sedemikian rupa untuk menuhankan benda di samping manusia. Amerika disinyalir menjadi sarang Dajjal pada abad ini. Setelah Perang Dunia ke-2, pertarungan dunia dimenangkan oleh Amerika. Dajjal  dan pasukan rahib-rahib Yahudi mengendalikan Amerika dan sekutunya. Setempel  Dajjal ada dalam mata uang dollar Amerika. Bintang Daud memenuhi simbol-simbol instansi dari milter sampai hiburan. Teelvisi pun menjadi sarana efektif kampanye Dajjal dan Yahudi.
Demikianlah, Dajjal dan Yahudi untuk sementara ini berda dalam puncak kemenangan. Tak satu sektor pun yang tak tersentuh oleh Dajjal. Sampai-sampai Amerika pun mereka ganti dengan nama Dajjal: Samiri. Kemudian disingkat Sam, merupakan kependekan dari Samiri. Mereka ingin disebut Uncle Sum. Dalam simbolnya Uncle Sam digambarkan seseorang yang berseragam rahib Yahudi: menggunakan tudung laken, berjenggot dan berkumis tebal serta mengenakan setelan jas dan dasi. Persis seragam rahib Yahudi.
Namun di balik itu, kekuatan muslim yang sejati,  yang mendasarkan pada iman, mulai tumbuh dan berkembang. Orang-orang Islam dari berbagai kalangan mulai bergairah mengamalkan agama. Mesjid-mesjid sedikit-demi sedikit mulai dipenuhi jamaah. Shalat berjamaah, yang merupakan amalan paling ditakuti oleh Dajjal dan Yahudi mulai marak  dilaksanakan di masjid-masjid. Orang-orang mulai tertarik kepada amalan Sunnah Rasulullah, dari mulai ibadah, mua’amalah, mua’syarah sampai pada pengobatan. Amalan sunnah ini salah satu amalan yang paling ditakuti oleh kaum  kufar setelah dakwah dan shalat berjamaah.
Dari segi politik, kaum muslimin kini telah merangkak menuju kepemimpinan Khilafah ala minhajin nubuwwah. Suatu sistem politik yang pernah ada pada zaman keemasan. Walau belum menampakan hasil secara politik, tapi sesungguhnya keberhasilan itu ada. Namun kekuatan itu mengalir laksana air: pelan, lembut namun pasti, tengah menuju kepada kekuatan dahsyat.
Imam Mahdi Al-Muntadhar, yang dulu masih menjadi pertanyaan bagi sebagaian kaum muslimin, kini kepemimpinan itu menjadi lebih mungkin  terwujud dalam waktu dekat. Semakin banyak kaum muslimin yang optimis  akan kedatangan Imam Mahdi sebagai mana dijanjikan oleh Hadist Nabi.  Justru keyakinan ini tibul bagi orang-orang istiqomah memperjuangkan  Islam dan umatnya.
Kelak Imam Mahdi beserta pasukan kaum muslimin yang beriman, mula-mula akan menaklukan Mekkah yang kini dikuasai oleh Wahabisme-Salafisme, yakni suatu gerakan yang banyak memecah belah kaum muslimin daripada mempersatukannya. Suatu gerakan yang banyak  menguasai mesjid dengan masalah fiqihnya dengan cara menyakiti umat  dan sedikitpun tidak mampu membendung arus Kristenisasi. Lebih banyak  mengeluarkan umat Islam ke luar Islam, dengana cara menuduh bid’ah  dari pada memasukan orang kafir ke Islam. Atau paling tidak memasukan  orang Islam ke dalam Islam sendiri.
Setelah menaklukan Wahabi dan Salafi di Jazirah Arab, Al-Mahdi akan  menaklukan Persia. Pusat Syi’ah dan bid’ah terbesar di dunia. Bahkan Dajjal kelak akan keluar di negeri ini, yakni di negara bagian Isfahan, Persia. Turki Sekuler menjadi sasaran selanjutnya. Dalam struktur Masonik Internasional, Turki dimasukkan sebagai suku ke-13 dari ras Yahudi. Kita tidak tahu persis ras Yahudi yang jumlahnya 12, menjadi 13 setelah mendapat tambahan dari ras bangsa Turki.    
India, menjadi target selanjutnya. Inilah pusat kegelapan dunia di zaman modern. Saat orang telah meninggalkan penyembahan pada binatang, India masih saja menyembah binatang. Sapi, monyet dan ular diyakini sebagai tuhan-tuhan mereka. Kalau saja tida orang-orang dakwah, India merupakan miniatur bangsa kuno di abad modern. Suatu  saat pada masa Imam Mahdi, satu miliar penduduk India akan masuk Islam. 
Target selanjunya adalah bangsa Kiraman, demikianlah Nabi Muhammad menyebutnya. Nabi menyebutkan ciri-ciri orang Kirman adalah bermata sipit. Ini mengisayaratkan kepada bangsa-bangsa yang berada di Asia  Timur: Cina, Jepang, Mongol, Korea dan termasuk Indonesia. Karena  Indonesia secara geneologis berasal dari Cina. Hanya kulitnya saja  yang berbeda karena perbedaan iklim antara Asia Timur dan Asia Tenggara. Pada asasnya sama.
Akhirnya Imam Mahdi dengan dibantu oleh Isa bin Maryam akan mendatangi Roma, pusat Katolik dan pusat bid’ah dalam tradisi agama Abraham (Nabi Ibrohim). Pada saat inilah Isa dan kaum muslimin yang beriman akan bersemangat menghacurkan salib,sebagai simbol kemusyrikan dan merupakan bid’ah besar dalam tradisi Abrahamik. Selain itu juga  akan memusnahkan babi, yang pernah dihalalkan oleh Paulus, pendiri  Katolik. Pada saat inilah seluruh orang-orang Nasrani akan  berduyun-duyun masuk Islam.
Setelah peristiwa ini manusia terbagi dua: Islam dan Yahudi. Mengapa  demikian? Karena seluruh manusia telah memeluk Islam. Kecuali bagsa Yahudi. Bangsa yang kini tidak lebih 12 juta ini memilih mati daripada harus memeluk Islam.  Akhirnya mereka dibunuh oleh kaum muslimin tanpa kecuali. Hingga akhirnya kaum Yahudi lari terbirit-birit danv bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Anehnya, saking bencinya  batu dan pohon itu atas orang-orang Yahudi, mereka pun memberitakan  tempat persembunyian Yahudi kecuali Pohon Gorqod. Kata Nabi, karena ia merupakan pohon Yahudi.
Pada penaklukkan Roma itu pula, Dajjal, si pengecut keluar dari persembunyiannya. Dalam hadist disebutkan: yakhruju dajjal min issbahan ma’a sab’ina junudan min al-yahud (Akan keluar Dajjal beserta 70 ribu pasukan Yahudi di Ishbahan). Pada Hadist lain, disertai pula dengan 70 ribu ulama jahat; para wanita yang tidak menutup aurat dan  para pemusik.
Dajjal akan menyerang Syam (Palestina), menghancurkan pasukan Imam Mahdi dan Isa bin Maryam. Pada waktu itu setelah shalat Subuh, jama’ah mesjid yang dipimpin oleh Al-Mahdi keluar. Sementara Dajjal bermaksud menyerangnya. Nabi Isa dan pasukan kaum muslimin bertemu dengan pasukan Dajjal. Kedua pasukan itu pun bertemu. Terjadilah perang campuh, hingga akhirnya seperti diceritakan di atas.
Ketika pasukan Yahudi mulai keteter, Dajjal bermaksud melarikan diri.  Namun ia kepergok oleh Isa bin Maryam di gerbang Lud, Palestina. Saat berhadapan dengan Isa Putra Maryam, badannya mendadak meleleh seperti  lilin kena api. Atau dalam lain riwayat, seperti garam terkena air. Hancur. Maka setelah itu musnahlah sejarah Dajjal yang bercokol  membuat fitnah dan bid’ah selama lebih dari 4500 tahun.
Pasca pembunuhan Dajjal, dunia diliputi keamanan dan kedamaian. Kemakmuran material dan spiritual mendapat titik temu. Dunia dipimpin  oleh seorang yang adil, kuat dan saleh. Itulah Al-Mahdi. Dialah  khalifah terakhir kaum muslimin dan dunia: Khilafah ala minhajin nubuwwah.
Wallahu aklam Bissowab...Semoga bermanfaat .....
Rao Studio....(Armand)

Jumat, 27 Februari 2015

MANDAILING RAO



Rao Studio………….
Batam 25 Feb 2015,Asal Usul Mandailing{Rao Madina,mandailing natal)

Etnis Mandahiling yang seringpula didialekkan Mandailing, adalah 'suku bangsa' (orang Mandailing menyebutnya Bangso Mandailing) yang mendiami 3 Provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau di Indonesia. Orang Mandailing di Provinsi Sumatera Utara berada di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batubara sedangkan di Provinsi Sumatera Barat berada pada Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, dan di [[Provinsi Riau}} berada di Kabupaten Rokan Hulu. Pada awal masa penjajahan Belanda, kesemua wilayah Mandailing awalnya masuk dalam Karesidenan Mandahiling atau Residentee Mandahiling di bawah Sumatra's West Kust Gouvernement atau Gubernuran Pesisir Barat Sumatera, bersama-sama Karesidenan Padang Laut (Padang Lauik) dan Karesidenan Padang Darat (Padang Darek).
Ketika Kesultanan Barus berhasil dikuasai Belanda (Setelah perjanjian di London Tracktaat Londonsche antara Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda, yang menukar guling wilayah Sumatera bagian utara yang awalnya diklaim Inggris dan wilayah Kalimantan bagian utara yang awalnya telah dikuasai Belanda), termasuk Afdeeling Tanah Batak (Negeri Toba dan Negeri Silindung), yang kalau itu berada di bawah Kesultanan Aceh, Karesidenan Mandailing dihapuskan. Sebagian wilayah Mandailing digabungkan dalam wilayah Karesidenan Tapanuli yang berpusat di Tapian Na Uli (Tapanuli) di Barus, namun tetap dalam West Kust Sumatra's Gouvernement. Sementara itu wilayah Lubuksikaping (Pasaman dan Pasaman Barat) masuk dalam Karesidenan Padang Darat dalam West Kust Sumatra's Gouvernement, dan wilayah Tambusai (Rokan Hulu) masuk dalam wilayah Riaw Gouvernement. Di lain pihak sebagian lagi wilayah Mandailing masuk dalam Oost Kust Sumatra's Gouvernement atau Gubernuran Pantai Timur Sumatra, yaitu wilayah Labuhanbatu, Asahan dan Batubara. Wilayah Mandailing yang masuk dalam Karesidenan Tapanuli adalah Mandailing Natal, Mandailing Angkola, Padangsidempuan, dan Mandailing Padanglawas.
Semenjak berdiri Karesidenan Tapanuli, ibukota Mandailing di kota Padangsidempuan dipindahkan secara berganti-ganti antara Kota Tapanuli dan Kota Padangsidempuan. Ketika masih Karesidenan Mandailing, ibukotanya pertama kali di Air Bangis sehingga dikenal sebagai Karesidenan Air Bangis, kemudian pindah ke Kotanopan, lalu ke Kota Panyabungan dan terakhir adalah Kota Padangsidempuan. Wilayah Karesidenan Mandailing inilah yang disebut sebagai wilayah Kesultanan Mandailing dengan sultan terakhirnya adalah Raja Gadumbang (Lubis Nasution). Setelah itu, pemerintahan Mandailing terpecah belah dalam beberapa Kuria yang dibentuk oleh Belanda dalam rangka Devide et Impera, hingga mencapai 50 Kuria. Kuria sendiri berasal dari Bahasa Arab, yaitu 'Qurya' yang berarti 'negeri', yang sering dipakai istilahnya dalam pemerintahan Darul Islam Minangkabau selama masa perang Paderi untuk menggantikan istilah 'nagari' atau 'negeri'.
Wilayah Kesultanan Mandailing dikenal juga sebagai Kesultanan Pagaruyung Utara, yang dahulu terpecah akibat turun tahtanya Raja Pagaruyung Daulat Yang Dipertuan Raja Naro pada awal abad ke-19, yang digantikan Daulat Yang Dipertuan Muningsyah II oleh Baso Nan Ampek Balai (4 raja yang merupakan pengawas tahta raja-raja Pagaruyung secara turun menurun menurut adat), yang berlanjut dengan Perang Paderi. Namun perpecahan ini sudah disatukan semenjak Anwar Nasution yang mewakili pihak Kesultanan Pagaruyung Utara yang berpusat di Aek Na Ngali (Aia Madingin) di Batang Natal, - beberapa tahun lalu -, diundang pihak keluarga Kesultanan Pagaruyung (Selatan) di Batusangkar untuk kembali bersatu, setelah 200 tahun terpecah kongsi akibat perang saudara. Pada masyarakat Minangkabau, nama Mandailing atau Mandahiliang menjadi salah satu nama 'suku' atau 'nama keluarga dari garis ibu' (sistem matrilineal) yang ada pada masyarakat Minangkabau.
Mandailing bukan Batak..
Dalam rangka devide et impera, banyak sejarahwan asing yang dipengaruhi pemikiran Gubernur Jenderal Hindia Timur Thomas Stamford Raffless dalam rangka kristenisasi, menjadikan Mandailing menjadi sub etnis dari Batak. Secara administrasi, pemasukan Mandailing dalam sub etnis Batak dimulai pada masa pemerintahan Belanda pada awal abad ke-20 lalu, walau pun orang-orang Mandailing yang diwakili raja-raja Kuria menolak untuk disub etniskan dalam etnis Batak. Akibatnya muncul peristiwa yang dikenal sebagai Riwajat Tanah Wakaf Bangsa Mandailing di Soengai Mati, Medan pada tahun 1925, hingga berlanjut ke pengadilan.
Akhirnya, berdasarkan hasil keputusan Pengadilan Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia, Mandahiling diakui sebagai etnis terpisah dari Batak, karena berdasarkan de facto, etnis Batak sendiri sebenarnya lebih muda dari etnis Mandailing. Berdasarkan silsilah yang diakui etnis Batak sendiri dalam Tarombo Si Raja Batak,- Si Raja Batak merupakan nenek moyang orang Batak, ibunya yang bernama Deak Boru Parujar berasal dari etnis Mandailing. Jadi sebelum ada etnis Batak, etnis Mandailing sudah ada. Etnis Mandailing sendiri, menurut silsilahnya berasal dari etnis Minangkabau.
Asal usul nama
Mandailing atau Mandahiling diperkirakan berasal dari 2 kata dari bahasa Sanskerta (Melayu/Jawa Kuno), yaitu kata Mandala dan Holing. Mandala berarti pusat dari federasi beberapa kerajaan, sedangkan Holing/Hiling/Kalingga berasal dari nama Kerajaan Kalinga. Kerajaan Kalingga diperkirakan berdiri sebelum digantikan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 dengan raja terakhirnya Sri Paduka Maharaja Indrawarman putra dari Ratu Shima. Sri Maharaja Indrawarman juga merupakan saudara kandung dari Raja Sanjaya yang membentuk Mataram Hindu di Pulau Jawa, setelah menikahi Ratu Galuh, yang di kemudian hari disebut juga sebagai Kerajaan Medang (yang raja-rajanya bergantian antara keturunan Syailendra dan Sanjaya yang diikat dalam tali perkawinan antar keturunan keduanya, untuk mengakhiri peperangan antar dua wangsa keturunan Wijaya itu, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra).
Dalam bahasa Minangkabau, Mandailing juga bisa diartikan sebagai mande hilang yang bermaksud "ibu yang hilang". Oleh karenanya ada pula anggapan berdasarkan silsilah, yang mengatakan bahwa masyarakat Mandailing berasal dari Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau. itu sebabnya bahasa Melayu dialek Minangkabau masih dikenal luas sebagai bahasa asli di wilayah-wilayah penyebaran etnis Mandailing di Sumatera.
Adat istiadat
Suku Mandailing mempunyai aturan adat istiadat yang diatur dalam suatu tuntunan yang bernama Surat Tumbaga Holing (Serat Tembaga Kalinga). Surat Tumbaga Holing biasanya selalu dibacakan dalam upacara-upacara adat. Selain itu, orang Mandailing pun mengenal tulisan yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak atau Urup Tulak-Tulak, yang merupakan varian dari aksara Proto-Sumatera, yang berasal dari huruf Pallawa. Bentuknya tidak berbeda dengan Aksara Minangkabau, Aksara Rencong dari Aceh, Aksara Sunda Kuna, dan Aksara Nusantara lainnya.
Meskipun Etnis Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha / pustaka, tetapi hampir tidak ada sejarah yang dituliskan dalam huruf itu, umumnya huruf itu hanya digunakan untuk menulis aturan adat dan pengobatan. Sejarah Mandailing sendiri berkaitan erat dengan Sejarah Minangkabau, namun perbedaannya sejarah Mandailing diceritakan berdasarkan garis silsilah laki-laki, sementara sejarah Minangkabau berdasarkan garis silsilah perempuan. Oleh sebab itu, sejarah Mandailing umumnya tertulis dalam bahasa Minangkabau.
Kekerabatan
Suku Mandailing sendiri mengenal paham kekerabatan, baik patrilineal maupun matrilineal. Dalam sistem patrilineal, orang Mandailing mengenal marga. Berbeda dengan orang Batak yang mengenal sampai 500 marga, walau pun orang Mandailing jauh lebih banyak, namun hanya mengenal belasan marga saja, diantaranya adalah Lubis Singasoro, Lubis Singengu, Nasution, Harahap, Pulungan, Batubara, Parinduri, Lintang, Hasibuan, Rambe, Dalimunthe atau Nai Monte, Rangkuti, Tanjung, Mardia, Daulay, Matondang, dan Hutasuhut.
Umumnya marga-marga Mandailing berasal dari keturunan yang sama yaitu berasal dari Bugis/Lubis, sehingga tanah Mandailing disebut juga sebagai Tanah Bugis (Bugih) Lamo. Umumnya orang-orang Mandahiling tidak mengenal pelarangan perkawinan semarga seperti yang terjadi pada etnis Batak. Tak heran, bila marga-marga di Batak bertambah banyak karena banyaknya perkawinan semarga yang diharuskan membuat marga baru, sementara pada etnis Mandailing hanya ada kewajiban memotong korban berupa ayam, kamping, atau kerbau tergantung status sosial orang Mandailing itu pada masyarakatnya.
Marga-marga di Mandailing Julu dan Pakantan, seperti berikut: Lubis yang terbagi kepada Lubis Kota Nopan dan Lubis Singa Soro, Nasution, Parinduri, Batu Bara, Matondang, Daulay, Nai Monte, Hasibuan, Pulungan. Di Mandailing Godang, Nasution juga terpecah lagi dalam beberapa marga, seperti Nasution Panyabungan, Tambangan, Borotan, Lancat, Jior, Tonga, Dolok, Maga, Pidoli, dan lain-lain. Di Mandailing Angkola, Lubis terpecah dalam Harahap dan Hutasuhut.

Kesenian tradisional
Kesenian yang ada di Mandailing antara lain:
  • Sibaso adalah acara yang dilakukan oleh dukun/tabib dalam rangka menyembuhkan penyakit atau memberi peruntungan pada masyarakat yang membutuhkannya. Pada masa masyarakat pra Islam, Si Baso biasanya melakukan hal-hal magis dengan upacara tertentu, untuk memenuhi keinginan masyarakat yang meminta bantuannya. Dalam riwayatnya, acara Sibaso ini diperkenalkan oleh seorang Datu (Dukun/Tabib tradisional) yang berasal dari Bugis yang tinggal di Sayurmaincat.
  • Gordang Sambilan adalah alat kesenian terdiri atas sembilan gendang besar (beduk) yang ditabuh bersamaan, dalam rangka tertentu, misalnya pada hari raya. Salah satu beduk ditabuh oleh seorang raja/pemimpin wilayah, yang biasanya memulai irama penabuhan.
  • Tarian Tor-tor atau Tarian Gunung-gunung adalah tarian yang dilakukan oleh raja-raja dan keturunannya di Mandailing. Tor dalam bahasa Mandailing bisa berarti gunung, bisa juga berarti bukit, yang berasal dari bahasa Arab/Ibrani, yaitu Thur. Tarian Tor-tor di Mandailing dilakukan dengan irama lambat, dengan gerakan pelan dan lembut dari penarinya, dan berpindah tempat secara pelan atau diam di tempat, sehingga terkesan sakral. Biasanya Tarian Tortor ini diiringi musik yang disebut sebagai Onang-onang. Tarian Tor-tor ini dikenal sebagai warisan dari Nabi Sulaiman yang berasal dari suku Levi's, yang diciptakan sekitar 3000 tahun yang lalu, ketika berhasil menguasai wilayah Saba'.
  • Moncak atau Poncak adalah tarian yang berasal dari gerakan pencak silat. Biasanya tarian ini dilakukan dalam rombongan yang hendak mendatangi tempat yang dituju, semisal dalam rangka pesta perkawinan (Marolet/Baralek), ketika rombongan pengantin pria mendatangi tempat mempelai perempuan.
  • Markusip yang berarti berbisik adalah acara yang dilakukan para bujang di Mandailing dalam rangka merayu anak gadis yang diincarnya pada tengah malam, dengan cara mendatangi bawah kolong kamar dimana sang anak gadis itu tidur (biasanya pada zaman dahulu rumah tradisional di Mandailing berbentuk rumah panggung. Awalnya, sang bujang akan meniup Tulila, yaitu alat tiup tradisional dengan irama tertentu, sehingga anak gadis yang diincarnya mengetahui keberadaannya. Selanjutnya, anak bujang akan mengeluarkan rayuan melalui pantun dan kata-kata bersyair secara berbisik-bisik, melalui lubang papan lantai, dan dibalas dengan pantun dan kata-kata bersyair pula.
  • Ende-ende adalah nyanyian tradisional yang berbentuk puisi atau pantun yang dinyanyikan secara oral, yang isinya menggambarkan nilai-nilai budaya, relijius, filsafat, estetika serta hiburan, juga termasuk di dalamnya riwayat leluhur atau kisah tertentu.
  • Turi-turian adalah cerita adat yang menggambarkan cerita atau kejadian di masa lalu, yang pernah terjadi dalam masyarakat Mandailing, bisa menggambarkan silsilah keluarga dan lainnya.
  • Salung adalah alat musik tiup yang digunakan untuk menghibur dengan cara sambil menyanyikan sebuah cerita dalam suatu pesta adat…
Terimakasih….semoga bermanfaat buat dongan sahuta(kawan sekampung)
R@o Studio (Armand)